Satu Lagi Manfaat Kesehatan Kopi




Para pecinta kopi mendapatkan satu alasan lagi untuk meneruskan menyeruput minuman itu setelah dua riset terbaru menyebutkan bahwa minuman paling populer di dunia itu bisa memperpanjang usia.

Penelitian ini mendapati  bahwa minum secangkir kopi setiap hari akan mengurangi risiko kematian dini karena berbagai sebab, sekaligus menurunkan kemungkinan kematian akibat masalah pencernaan.

Namun riset yang dilakukan terhadap lebih dari setengah juta orang di 10 negara Eropa ini juga menemukan bahwa manfaat kopi lebih besar dirasakan pria daripada wanita. Pria yang minum setidaknya tiga cangkir kopi sehari memiliki kemungkinan 18 persen lebih kecil meninggal karena berbagai sebab dibanding bukan peminum kopi.

Sedangkan wanita yang minum kopi dalam jumlah sama hanya memperoleh pengurangan delapan persen meninggal lebih cepat dibanding yang tidak mengkonsumsi kopi.

Sementara mereka yang minum dalam jumlah lebih sedikit, yakni hanya satu cangkir sehari, mengurangi risiko kematian dini hingga 12 persen dalam kurun waktu 16 tahun.

Sir David Spiegelhalter, Winton Profesor di University of Cambridge Public Understanding of Risk menghitung, ini berarti kebiasaan minum satu cangkir kopi setiap hari akan memperpanjang usia rata-rata pria sebanyak tiga bulan dan pada wanita satu bulan.

“Jadi bila dihitung berdasar cangkirnya, rata-rata secangkir kopi menambah kemungkinan hidup sekitar 9 menit pada pria dan sekitar 3 menit pada wanita,” ujarnya pada Telegraph.

Para peneliti di AS ternyata juga mendapati temuan serupa pada study terhadap 185.855 orang dari latar belakang etnis berbeda. Mereka menemukan orang yang minum dua atau tiga cangkir kopi tiap hari memiliki pengurangan 18 persen risiko kematian.
Kedua penelitian yang dipublikasikan di journal Annals of Internal Medicine itu juga menunjukkan tidak adanya pengaruh apakah kopi yang diminum adalah kopi biasa atau dekafein. Mereka yakin senyawa antioksidan yang ada dalam kopi lah yang memberi efek perpanjangan umur.

Pada penelitian sebelumnya, didapati minum kopi juga bisa mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, penyakit hari, dan beberapa jenis kanker.

Dr. Marc Gunter dari International Agency for Research on Cancer yang memimpin penelitian di Eropa mengatakan ,”Kami menemukan bahwa konsumsi kopi terkait dengan rendahnya risiko kematian karena berbagai sebab, terutama karena masalah peredaran darah dan penyakit pencernaan.”

“Yang menarik, hasil ini serupa di sepuluh negara yang kami teliti, dengan berbagai kebiasaan minum kopi,” ujar Gunter yang bersama tim-nya mempelajari kebiasan minum kopi dari 521.330 partisipan selama 16 tahun dari 10 negara termasuk Inggris, Prancis, Denmark, dan Italia.

Sedangkan penelitian di AS dilakukan terhadap orang dengan berbagai latar belakang etnik karena masing-masing etnik memiliki kebiasaan hidup dan risiko penyakit berbeda. Hasilnya menunjukkan orang yang minum secangkir kopi tiap hari memiliki kemungkinan meninggal 12 persen lebih kecil dibanding yang tidak minum kopi. Kemungkinan itu menjadi 18 persen bila kopi yang diminum adalah dua atau tiga cangkir.

Peneliti utama dalam riset ini, Dr. Veronica Setiawan, dari University of Southern California mengatakan, “Kami tidak bisa mengatakan bahwa minum kopi bisa memperpanjang umur Anda, namun kami melihat hubungannya. Kopi memiliki banyak antioksidan dan senyawa phenolic yang memiliki peran penting dalam pencegahan kanker.”

Benarkah Telur Mentah Lebih Banyak Nutrisinya?



Telur dikonsumsi mentah dengan beragam alasan, seperti untuk meningkatkan stamina karena kandungan nutrisinya masih lengkap. Benarkah demikian?

Memang benar, proses memasak akan menghancurkan sejumlah kecil vitamin dan mineral yang terkandung dalam telur. Sehingga telur mentah memiliki kadar vitamin B (seperti vitamin B6 dan folat), vitamin E, kolin mineral, antioksidan lutein, dan zeaxanthin yang sedikit lebih tinggi.

Hanya saja, beda kandungan tersebut dengan telur matang ternyata sangatlah kecil, sehingga Anda tidak perlu mengonsumsi telur dalam keadaan mentah, kata Alissa Rumsey, MS, RD, penulis buku Three Steps to the Healthier You.

 Rumsey memberikan perbandingan, saat kita mengonsumsi telur mentah maka tubuh akan mendapatkan 0,85 mikrogram vitamin B6 dan 146,9 miligram kolin. Saat mengonsumsi telur matang, maka kandungannya menjadi 0,072 mikrogram B6 dan 117 miligram kolin.

Namun, jika membandingan jumlah protein, telur matang ternyata mengandung protein yang lebih tinggi ketimbang telur mentah.

Tubuh hanya mampu menyerap sekitar 50 persen protein dari telur mentah, dibandingkan dengan penyerapan 91 persen protein dari telur matang, menurut studi dalam Journal of Nutrition. Perubahan panas membuat struktur molekul protein dalam telur lebih mudah dicerna oleh tubuh.

"Itu berarti telur mentah hanya menyediakan 3 gram protein, dibandingkan dengan 6 gram protein yang bisa didapat dari telur matang," kata Rumsey.

Tapi, itu bukan satu-satunya alasan mengapa telur matang menjadi pilihan yang lebih baik. Telur mentah dapat mengandung Salmonella, sejenis bakteri yang menyebabkan sekitar satu juta kasus keracunan makanan setiap tahunnya di Amerika, menurut perkiraan lembaga kesehatan CDC.

Memasak telur bisa menghilangkan risiko tersebut, sehingga CDC merekomendasikan untuk menghindari konsumsi telur mentah atau setengah matang.

“Salmonella sendiri paling sering menyerang anak-anak, wanita hamil, orang tua, dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau terganggu,” imbuh Harriet Whiley, PhD, seorang ahli biologi lingkungan di Flinders University Australia. "Namun, selalu ada sedikit kesempatan bagi Salmonella untuk menggerogoti kesehatan siapapun."

Jika Anda tetap memilih untuk mengonsumsi telur mentah atau setengah matang, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko, seperti membeli telur pasteurisasi atau telur yang telah melewati teknologi bebas Salmonella, serta menghindari telur yang sudah retak.

Tapi, sama seperti memasak, proses pasteurisasi bisa mengurangi kadar vitamin dan mineral dalam telur, kata Rumsey. Jadi sama saja seperti Anda memasak telur biasa.

Bagian Tubuh yang Rentan Sinar Matahari



Berjemur di pantai atau gunung merupakan agenda wajib saat berlibur seperti sekarang. Namun, jangan terlalu lama agar kulit tidak gosong. Paparan sinar matahari yang terlalu lama bisa berbahaya bagi kulit.

Area tubuh yang paling banyak terpapar sinar matahari adalah kepala dan leher. Di Amerika Serikat, kanker kulit juga paling banyak ditemukan pada dua area tubuh tersebut.

"Area lain yang juga rentan adalah dahi, bibir, dan telinga, bagian tubuh yang sering lupa dipakaikan tabir surya," kata Orit Markowitz, dokter dermatologi dari Ichan School of Medicine.

Paparan sinar matahari yang sering dianggap remeh adalah yang sifatnya sebentar namun sering sehingga berakumulasi. Berbeda dengan saat ke pantai biasanya kita langsung memakai tabir surya atau topi.

"Banyak orang juga tidak menaruh perhatian pada bagian dada dan pundak," kata Jennifer A.Stein, ahli dermatologi dari NYU Langone seperti dikutip HuffPost.

Stein menjelaskan, area dada memiliki kulit yang mirip dengan bagian wajah. Itu sebabnya jika sering terpapar sinar matahari kulit di bagian dada juga paling cepat keriput.

Menurut Stein, ada beberapa cara efektif untuk mencegah bahaya sinar matahari, misalnya saja memakai tabir surya, berteduh, dan menghindari sinar matahari di siang hari.

"Memakai pakaian yang tepat juga penting karena memiliki efek perlindungan lebih baik dari tabir surya, terutama di bagian pundak dan dada," kata Stein.

Pakaian renang yang menutupi bagian dada dan pundak juga lebih disarankan jika ingin berenang lama di bawah sinar matahari.